Langkah Kesepuluh : A Promise


Waktu menunjukkan pukul 16.30 WIB
Hampir saja kami terlambat naik Kereta Progo menuju Jakarta, tapi untungnya dengan bantuan bapak petugas kereta api yang ada, kami segera mendapatkan kereta tujuan kami. Nah, gitu donk… good service.. Tentang di mana kami duduk, kali ini ada pepatah lama berguna dalam perjalanan pulang kami. Yaitu, jangan menilai buku dari sampulnya. Pengalaman kami duduk dalam perjalanan pulang ke Jakarta, akan ditemani seorang teman yang penampilannya agak seram waktu itu, tapi ternyata dia adalah seseorang yang menarik, punya wawasan cukup luas dan enak diajak ngobrol bermacam-macam hal, namanya Randy Rizla.
“Di Jogja kemana aja?” itulah awal dari panjangnya obrolan yang akan kami lakukan sepanjang perjalanan.

Mulai dari cerita apa yang membuat kami ke Jogja, cerita tentang hal-hal yang memalukan bagi negara ini, cerita tentang Banci Ewer-ewer , dan sumpah… mereka itu kayak punya radar di kupingnya, karena habis cerita tentang mereka, tiba-tiba aja mereka datang entah dari mana dan nongol di depan kami, sumpah bikin kaget.. dan kali ini aku yang kena apes, ditawarin nge-date boo,…. Yuuuukkk… dan banyak obrolan-obrolan lain yang aku lupa apa aja karena terlalu ngobrol sepanjang perjalanan.
Satu lagi, Randy itu cukup mahir dalam memahami keadaan sekitar. Sebagai contoh, dia bisa hafal beberapa kata-kata yang digunakan para pedagang asongan didalam kereta dan harga yang ditawarkan. Ketika ditanya kenapa bisa hafal jawabannya gampang, “Saya paling suka naik kereta ekonomi kayak gini untuk bolak balik Jakarta – Jogja…”
Oia, mau dimanapun kapanpun, yang namanya cowok juga akan ada yang namanya curhat-curhatan. Anehnya gue bisa curhat sama si Randy walaupun baru kenal. Buat gue dia memang punya kharisma tersendiri yang bisa bikin orang lain itu mau ngobrol banyak dan percaya sama dia kalau pertanyaan itu akan terjawab dengan sendirinya. “Semuanya akan indah pada waktunya. Kapan? Dimana? Sama siapa? Untuk siapa? Itu sudah ditulis sama Allah SWT, tinggal kita yang berdoa, berusaha dan bertawakal untuk mendapatkannya…” aku nggak akan pernah lupa kata-kata itu
To, Randy Rizla : kawan, maaf yah ternyata butuh waktu agak lama untuk ku memenuhi janji ini untuk kau. Karena aku ingin merangkum semuanya sekalian jadi sebuah cerita singkat tentang apa yang Allah SWT telah berikan ketika kami di Yogyakarta.
Oia, tentang jodoh, rezeki dan kematian… kita sebagai hamba Allah SWT hanya bisa berdoa, berusaha dan bertawakal, (walaupun kadang apa yang kita harapkan ditunda untuk diwujudkan) pokoknya lakukan yang terbaik bagi kita dan orang-orang yang kita cintai…
Dan inilah janji ku untuk kau, teman
Manusia dilahirkan kedunia ini untuk selalu belajar dari pengalaman hidupnya ataupun dari ciptaan tuhan yang ada dikehidupannya…baik dalam kebahagiaan, kesedihan, penyesalan ataupun kemarahan…beberapa hal dibawah ini adalah yang aku pelajari dari para sahabat yang akan selalu ada di hati…
1.                  Kamu tidak akan memperoleh apapun dengan mengecam, mengkritik, mengeluh atau bereaksi negatif saat kamu menemui hal yang kamu benci / tidak suka dalam diri orang lain…
2.                  Dengan menjalani hidup dengan jujur dan setia pada nilai-nilai yang kamu punya, kamu akan menjadi seseorang yang kamu inginkan…
3.                  Bersungguh-sungguhlah  dalam mendengarkan perkataan dari orang-orang yang ada didalam hidup kamu dan berfikir dewasa  dalam memilih jawaban dari dalam diri sendiri agar kamu tidak tersesat…
4.                  Manusia tidak ada yang dilahirkan didunia ini dalam keadaan sempurna…belajar dari kesalahan, rendahkan hati, berfikir positif, menerima kritik dan ikhlas…agar kamu menjadi lebih baik dari hari ini…
5.                  Sesuatu yang kamu niatkan didalam hati jangan hanya diucapkan atau direnungkan…namun, lakukan dan buktikan kepada orang lain ataupun kepada diri sendiri…
6.                  Jangan mudah mengucapkan “janji” karena hal itu akan memberatkan diri sendiri ketika kamu melanggarnya…sebagai gantinya  “saya akan berusaha…dengan sekuat kemampuan saya…” (tapi, jangan Cuma niat…buktikan )
7.                  Mencegah penyesalan adalah hal yang terbaik daripada memperbaiki penyesalan yang telah terjadi…
8.                  sesuatu yang berharga adalah sesuatu yang baru akan kita sadari atau kita rindukan kehadirannya saat kita kehilangan sesuatu itu dari tangan kita…

13 March 2010
Waktu menunjukkan pukul 02.30 WIB
Kami kembali menginjakkan kaki di Jakarta, Stasiun kereta api Jatinegara menyambut kedatangan kami, dan sebelum turun kami kembali berpamitan dengan seorang teman. Didalam jabat tangan tersebut ku selipkan sebuah doa akan perjumpaan kembali untuk sebuah diskusi lain mengenai kehidupan. Akan tetapi, sebelum semua itu terwujud, kami kembali berjuang di tempat di mana kami berusaha meraih asa dan cita-cita. Jakarta, here we go again…
Aku memulai lembaran ini dengan doa dan menutup lembaran ini dengan harapan, ya Allah… sebuah doa telah engkau kabulkan satu lagi doa hamba, akan sebuah perjalanan yang berkesan dan berilmu.
Terima kasih semuanya… terutama, Ujang, Asrul, Terezka, Eva, Nessa, Icha, Ofie, Farida, Bagus, Nenek dan Randy. Kalianlah yang mewujudkan doa ini menjadi sebuah karya.
Satu lagi ya Allah doa ku saat ini, pertemukanlah kami kembali, suatu saat nanti, untuk sekali lagi membuka kotak waktu yang kami simpan dan kembali merasakan hangatnya suasana hati di Yogyakarta… Amin…
Dari Uta untuk para kawan…

Tidak ada komentar: