Diet itu Omong Kosong Di Sini.. NyasKul all the time..

Dalam siklus cuaca, Nyasar ibarat hujan. Antara diharapkan atau sama sekali tak diinginkan. –cuma ada satu jenis Tukang Ojek yang nggak sanggup dikasih rute lebih dari 500 meter dari tempatnya mangkal. Yaitu Tukang Ojek Payung–


Nyasar di Jogja tidak lengkap tanpa Nyasar Kuliner, jangankan di sepanjang jalan Malioboro atau setiap sudut kota-Nya, di ujung pantai-Nya pun menyediakan kuliner nomor wahid seantero nusantara.

Mulai dari sisi utara-Nya terdapat Gunung Merapi dengan kuliner khas pedesaan yang sederhana namun syarat untuk kesehatan. Kemudian poros tengah-Nya, Panembahan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat dengan kuliner khas Kerajaan Jawa yang mewah dan bercita rasa tinggi. Hingga ujung selatan-Nya, terdapat Laut Nyi Roro Kidul (Laut Ratu Selatan) dengan kuliner khas seafood dengan beragam bumbu dan rasa yang kuat. Pokoknya, segala macam program diet tidak akan berguna kalau travelling di Kerajaan Kuliner Yogyakarta.

Aroma khas pasar ikan langsung menyelimuti penciuman seraya memasuki loket pembelian karcis kawasan wisata Pantai Depok, di sebuah pintu gerbang pasar ikan tradisional tampak mulai sepi pengunjung saat senja tenggelam.


Bagi mereka yang terbiasa dengan aroma khas pasar ikan, pasti tidak akan ada masalah datang ke tempat ini. Tapi bagi mereka yang sensitif penciumannya, pasti memilih untuk menjauh atau kalau terpaksa harus masuk ke dalam pasar karena sudah jauh-jauh datang, yah.. menutup hidung dengan tisu atau sapu tangan beraroma wangi juga bisa jadi pilihan.


Wisata pantai yang satu ini memang berbeda dari wisata pantai lain yang ada di Yogyakarta. Pantai Depok menawarkan wisata kuliner seafoodsebagai menu utama dari paket wisata pantai-Nya. Jadi bukan hanya kembung minum air laut waktu berenang, perut juga kenyang makan kepiting tumis saus tiram..


Wisatawan yang datang untuk wisata kuliner di Pantai Depok, dapat memilih sendiri menu seafood di pasar ikan tradisional sesuai keinginannya. Ada banyak pilihan ikan laut, udang, lobster, cumi, kerang, kepiting, rajungan bahkan daging atau sirip ikan hiu dan bayi ikan hiu juga ada disini. Walaupun harganya cukup murah dan terjangkau, kalau mau puas makan seafood disini, jadilah penawar yang handal.
Setelah puas belanja, saatnya memasak menu seafood pilihan. Eitss.. tidak perlu jauh-jauh ke restoran atau repot-repot masak sendiri, persis disamping pasar sudah bersiap warung-warung yang siap memasakkan menu seafood pilihan kita dengan berbagai macam penyajian masakan yang sesuai selera. Selain pembeli bisa memilih sendiri warung yang diinginkan, biasanya pramusaji dari warung-warung tersebut akan menghampiri pembeli di pasar untuk menawarkan jasa memasak-Nya.
Banyak pramusaji yang merangkap sales ini menawarkan jasa memasak-Nya, tapi dua orang temanku yang asli Jogja ini hanya percaya kepada satu warung yang sudah menjadi langganan untuk menyajikan menu seafooddalam double date romantic dinner malam ini.
Pasangan Jogja = bagus dan Miaw


Pasangan Jakarta = Uta dan Putri

Jangan ragukan kemampuan wanita dalam menawar harga, sungguh mereka adalah penawar yang handal bahkan terkadang kejam. Tapi, karena kehandalan itulah 3 ekor Kepiting, 1 kilogram udang, 1 kilogram kerang & 500 gram cumi-cumi dirampok dengan harga Rp. 60.000,-. Sungguh Terrrlaaluu...

Jangan ragukan kemampuan pria soal makanan, para pejantan menghabiskan 20% dari hidupnya untuk berburu makanan yang mereka inginkan, jadi mereka punya feel of taste yang lebih tajam. Romantic dinnerbukan hanya soal makanan, tapi suasana romantis itu timbul dari tempat dimana kita makan. Sebuah saung lesehan yang cukup sepi di pinggir pantai dengan suara ombak di malam hari memberikan suasana yang berbeda. Mantaaabbbsss...
Kepiting Tumis asam manis, udang goreng tepung, udang saus tiram, kerang tumis pedas manis dan cumi-cumi bakar menjadi santapan utama. Sambal Kecap dan sambal goreng terasi adalah bumbu pelengkap utamanya.

Makan terlalu banyak menyebabkan seseorang menjadi malas bergerak, butuh waktu yang cukup lama untuk memulihkan tenaga dan mengumpulkan semangat untuk bergerak setelah kekenyangan. Selama tenggang waktu itu, mendung dan angin laut menjadi tidak bersabahat, akhirnya.. Hujan lebat pun turun.
Di satu sisi, hujan ini diharapkan, karena udara semakin dingin tapi suasana antara dua pasangan ini jadi lebih hangat. Hehehe... di sisi lain, hujan ini memang sama sekali tak diinginkan, karena perut yang kenyang di tiup angin laut yang dingin membuat mata ini semakin mengantuk, dan itu berbahaya, karena kami harus mengendarai motor ditengah hujan diatas jalanan aspal yang cukup licin.
Keputusan akhirnya diambil, demi waktu yang terus berlalu dan demi mata ini yang ingin terlelap diatas kasur yang nyaman, pukul 19.15 WIB, kami berempat memutuskan main hujan sambil naik motor, kembali menuju Kota Yogyakarta. Tidak rela kehujanan sebelum menyalakan motor, seorang anak Tukang Ojek Payung menjadi pilihan.
Uta : ”Ojek payung dek, sampai parkiran motor ya, berapa?”
Tukang ojek payung : ”dari sini ke parkiran motor jaraknya kan 250 meter tuh, kalau bolak-balik untuk 4 orang, berarti 1 kilometer dong mas.. Jauh mas, nggak mau..”
Uta : ”10.000 deh nih buat 4 orang bolak-balik..”
Tukang ojek payung : ”Sorry mas’e, soalnya trayek saya cuma 500 meter, nggak lebih nggak kurang..”
Uta : ”Oalaaaahh.. Koplak...”

Tidak ada komentar: