Nyasar di Makam Raja-Raja Mataram

Ada sebuah pepatah tua berkata, ”Malu bertanya sesat dijalan..”. Pepatah ini menjelaskan tentang sisi humanis manusia sebagai mahluk sosial yang membutuhkan keberadaan orang lain disekitarnya dapat terlihat ketika Nyasar. –Karena banyak tanya waktu Nyasar, jadi sering dapet gratisan dari orang yang kasian sama orang yang kesasar



10.05 WIB, Kedua ban motor gundul warna hitam terus berputar menggilas aspal kering nan mulus-nya Jogja. Angin debu, udara panas dan cuaca terik perlahan menghitamkan pigmen-pigmen tampan ini, jaket lembab berkeringat bukannya menyehatkan malah bikin tambah gerah dan muka dekil berdebu malah bikin kaum hawa buang muka. Sungguh musim panas yang menyenangkan.
 
10.25 WIB, Tembok putih panjang memberi tahu akan batas antara dunia luar dan kediaman penghuni di dalamnya. 

 

Pintu besi kokoh yang terbuka lebar memperlihat sebuah lorong yang menjadi gerbang penghubungnya. Siap menyambut kedatangan dua pejantan tanggung duit dan tanggung kesasar di Kota Gede, Yogyakarta.

 

10.33 WIB, Suasana hening siang bolong di Desa Joglo, Kota Gede, Jogja. Berputar-putar jepret-jepret rumah-rumah di sana-sini sambil merasakan lapar dan haus, seperti musafir nggak berduit yang nyata-nyata memang tak berduit.



11.35 WIB, Akhirnya segelas es teh manis Membasuh dahaga dan sebongkah pisang goreng mengisi perut yang keroncongan. Nikmat menikmati jajanan ala kadarnya ini, retina tertuju pada tulisan di sebuah papan yang menunjukkan sebuah tempat yang dinilai banyak orang menyeramkan, namun bagi kami berdua adalah tempat yang menunjukkan banyak sekali objek-objek foto yang menarik, papan itu bertuliskan ”Makam Raja-Raja Mataram”


11.50 WIB, Merdu dan Jelas terdengar Suara Adzan, penanda waktu salat dzuhur telah tiba. Sekeliling mata mencari sumber suara, tak tampak masjid disekitar. Seorang tua bersarung, berpakaian putih dan berpeci hitam melewati kami dan berseru ”Ayo salat dulu...”, membuka dua pintu kayu dari sebuah gapura yang biasa terlihat di candi-candi hindu. 

12.15 WIB, Basuhan air wudhu dan ketenangan dalam khusyuk-nya salat di masjid makam raja-raja mataram mengubah lelah jadi semangat. Bagi pengunjung yang baru pertama kali kesini tidak akan mengira bahwa dibalik gapura, tembok pembatas, taman dan semua ornamen bangunan yang bernuansa candi-candi hindu dari kerajaan mataram kuno ini, terdapat sebuah Masjid yang digunakan oleh umat muslim untuk beribadah, sungguh sebuah akulturasi budaya yang indah.








Tidak ada komentar: